
Kalo soal mengiamatkan Bumi dengan benturan benda langit, itu sih tak perlu menunggu datangnya planet besar yang nyasar. Bila kita baca makalah bersama Owen B. Toon dkk (Owen B. Toon, Kevin Zahnle, David Morrison; 1995; Environmental Perturbations Caused by the Impact of Asteroids and Comets; NASA Ames Research Centre; prosiding Planetary Defense Workshop 1995 di Laboratorium Nasional Lawrence Livermore California), cukup dengan tumbukan komet/asteroid berdiameter 4 - 6,5 km, yang melepaskan energi 1 - 10 juta megaton TNT dan menghasilkan kawah besar berdiameter 80 - 130 km, Bumi sudah kiamat akibat berlangsungnya musim dingin nuklir disusul pemanasan global selama ribuan tahun. Selang waktu terjadinya tumbukan itu, menurut hitungan, tiap 150 juta tahun. Dan terakhir tumbukan itu terjadi pada 35 juta tahun silam, yang membentuk kawah Chesapeake Bay dan kini terkubur di bawah megapolitan New York. Jadi tenang saja, masih ada sisa waktu 115 juta tahun lagi untuk bersenang-senang, teorinya :).
Namun berdasar pendapat almarhum Carl Sagan, selang waktu kiamat itu sebenarnya jauh lebih pendek. Sagan telah lama mengemukakan hipotesis Shiva, tentang selang waktu tumbukan2 komet/asteroid besar dengan dampak global bagi Bumi tiap 35 juta tahun sekali, dengan error beberapa juta tahun. Contohnya, 65 juta tahun silam asteroid berdiameter 10 km jatuh di Teluk Meksiko, membentuk kawah raksasa (kawah Chicxulub) yang diameternya 200 km dan membuat 75 % populasi makhluk hidup musnah. Kejadian yang sama, dalam skala lebih kecil, terulang 35 juta tahun silam dengan terbentuknya kawah Chesapeake Bay (diameter 100 km) akibat tumbukan asteroid berdiameter 5 km. Maka, kalo Sagan bisa dipercaya, (seharusnya) tumbukan besar itu sudah terjadi kembali dekat2 masa sekarang ini.
Menarik sekali bahwa para astrogeolog sudah lama curiga bahwa tumbukan itu sudah terjadi pada 0,7 juta tahun lalu. Tempatnya belum diketahui pasti, namun yang jelas di kawasan Asia Tenggara, di Indocina. Jejaknya terlihat jelas dari sebaran mineral tektit (bekuan produk tumbukan) yang dinamakan tektit Austral-asia, yang terdistribusi dalam daerah sangat luas mulai dari New Zealand, Australia, Asia Tenggara, Madagaskar, Cina, hingga pedalaman Russia. Edward Chao - yang bersama almarhum Eugene M. Shoemaker dan Nicholas M. Short di tahun 1960-an memelopori studi perbandingan batuan di dasar kawah Meteor dan kawah2 produk ujicoba nuklir di gurun Nevada dan memastikan bahwa kawah Meteor diproduksi oleh aksi energi tinggi yang melepaskan tekanan superkuat, like nuclear explosion, jauh melebihi tekanan letusan gunung berapi, dan secara alami hanya bisa terjadi dalam tumbukan benda langit - bahkan menyamakan sebaran tektit Austral-asia ini dengan sebaran lapisan tipis lempung hitam yang terjepit di antara sedimen zaman Kapur dan Tersier, jejak dari tumbukan asteroid 65 juta tahun silam.Khusus di Indocina, tektit itu tidaklah kecil2 dan ringan, namun berat dengan struktur berlapis, disebut tektit Muong Nong. Model2 aerodinamika pembentukan tektit menunjukkan bahwa tektit Munong Nong tidak akan terlontar jauh dari sumbernya. Hal ini menarik sekali, karena salah satu satelit NASA - yang mengamati variasi tinggi muka air laut - di tahun 1988 mendeteksi adanya anomali di lepas pantai Vietnam, di perairan Laut Cina Selatan, pada koordinat kasar 13deg LU 110deg BT dan hanya berjarak beberapa puluh / ratus kilometer saja dari lokasi singkapan2 tektit Muong Nong. Anomali itu diterjemahkan sebagai adanya " depresi bulat " berdiameter 100-an km di dasar laut. Mungkin inilah kawah itu, hanya saja belum diselidiki lebih lanjut, dan akan sangat menarik jika kemudian dikaitkan dengan nasib Homo erectus, yang menurut para arkeolog pada saat itu sudah mulai tersebar di Asia tenggara
PLANET X (Nibiru) - Akhir Dari Bumi?
Kalangan "orang dalam" di NASA, DoD (badan inteligensi militer), SETI maupun
CIA sudah memprediksikan, kalau 2/3 dari penduduk planet bumi akan punah,
ketika terjadi pergantian kutub, yang disebabkan kedatangan Planet X. Sisa
populasi yang bertahan hidup, terancam bahaya kelaparan dan radiasi elemen,
dalam jangka waktu 6 bulan setelah kejadian ini.
Semua operasi rahasia menyadari kenyataan ini, dan sudah menyiapkan diri
mereka. Konon, Vatikan juga mengetahui hal tersebut. Namun sayangnya,
masyarakat luas dibiarkan begitu saja tanpa informasi, dibiarkan terlena
dengan kehidupan sehari-hari, tanpa punya kesempatan untuk menyiapkan diri
menghadapi bencana ini.
Ada apa sebenarnya?
Bocornya segelintir informasi dari kalangan "orang dalam" dan para pengamat,
membuat publik mulai tertarik akan hal ini. Kenapa bencana ini begitu
dirahasiakan dari masyarakat luas? Jika sampai membuat kegemparan global,
maka akan mempengaruhi pasar uang serta mengakibatkan lumpuhnya perekonomian
dunia.
Seharusnya masyarakat luas diberikan kesempatan untuk mempersiapkan diri.
Mudah-mudahan, setelah membaca ini, kita bisa semakin waspada ya!
Oke..saat ini, kalau kita jeli mengamati perkembangan bencana alam, jumlah
kejadian bencana alam semakin banyak. Ini diakibatkan koneksi plasmatic
elektromagnetis antar planet. Sudah pernah dengar dong, kalau matahari KONON
memiliki kembaran yang gelap (versi gelapnya matahari). Nah, disitulah
lokasi mengorbitnya Planet X. Tepat diantara matahari dan kembarannya.
Catatan : kembaran matahari tidak terlihat dengan mata kita.
Tapi, para ilmuwan sudah menemukannya. Dalam "Illustrated Science &
Invention Encyclopedia" volume ke 18, terbitan tahun 1987-1989, sudah
dicantumkan soal keberadaan kembaran matahari ini.
Sekelompok ilmuwan Rusia mengadakan rangkaian pertemuan di tahun 2000, untuk
mendiskusikan planet X. Hal ini menjadi sumber berita Reuter dengan headline
"Kejadian di tahun 2003" (diterbitkan Kantor Berita Reuter, edisi 13
September 2000)
Inti pertemuan tersebut adalah mengenai musibah kedatangan Planet X, yang
keberadaannya sudah di monitor dari observatori Rusia. Para ilmuwan
bertanya-tanya, jika ini terjadi, akankah Rusia masih tetap ada?
Ilmuwan Andrei Shukshin menyatakan, dalam pertemuan ini juga dibahas tentang
pengurangan jumlah penduduk global secara besar-besaran, akibat peristiwa
ini.
Yang pasti, Planet X memang ada dan mengorbit. Tapi, akankah bertabrakan
dengan bumi? Ini yang masih dipelajari.
Di Observatori St.Petersburg Rusia, pengamatan seputar Planet X berlangsung
intensif. Ilmuwan disana menamai planet ini dengan sebutan "Raja Sun" atau
"Bintang Yang Besar".
Tak banyak ilmuwan yang bersedia membagi informasi soal planet ini, karena
kekhawatiran akan menimbulkan kepanikan global. Dan banyak pegawai NASA yang
diam-diam membuat "home dome" yaitu rumah khusus, dengan konstruksi khusus,
yang bersifat tahan topan badai, tahan gempa dan angin tornado. "Home dome"
harus dibangun di area perbukitan, jauh dari pantai.
Bagi yang tertarik, bisa melihat model "home dome" dan cara pembuatannya di
sini :
http://www.networkearth.org/naturalbuilding/honey.html
http://www.calearth.org/photogal.htm
http://www.deatech.com/natural/dealy/freebldg/
http://www.terra-dome.com/index.html
http://paisite.com/sunlife/index.htm
http://www.domesnorthwest.com
http://www.aidomes.com/
http://www.monolithicdome.com/
http://nepanewsletter.com/groupshelter
http://www.domedr.com
Mereka yang punya akses informasi, sudah menyiapkan diri. Dan mayoritas yang
sama sekali nggak paham soal ini, go with the flow saja.
Planet X juga dikenal dengan nama Nibiru, atau disebut "Wormwood", merupakan
benda angkasa luar yang paling sering disebut sejak jaman kuno.
Setelah mengorbit selama 3600 tahun, planet ke 10 ini akan datang lagi.
Dampak kedatangan Planet X terhadap bumi, sudah dicatat nenek moyang kita
ribuan tahun lalu. Ilmu Geologi dan Arkeologi juga mencantumkannya.
Simpang Siur Planet X
Untuk mencegah kepanikan soal Planet X, banyak observatorium yang kini
"tiba-tiba" tertutup untuk umum. Petugas observatorium bahkan tak mau
mengarahkan teleskop ke konstalasi bintang Orion. Banyak alasan dibuat,
supaya orang tak mempercayai kenyataan ini. Kenyataan tentang Planet X.
Adler Planetarium & Astronomy Museum in Chicago maupun Hayden Planetarium di
Rose Center for Earth and Space, New York seringkali tertutup untuk umum,
dengan berbagai alasan. Juga di banyak negara.
Planet X memang sengaja dibuat seperti mitos konyol, omong kosong yang
membingungkan. Kenapa? Supaya tak terjadi kepanikan massal. Banyak situs di
internet yang mengabarkan informasi palsu seputar Planet X.
Berikut, beberapa informasi yang KELIRU soal Planet X :
1. Planet X bisa jadi tak pernah ada, karena tak ada bukti kuat tentang
keberadaannya. Kalaupun ada, munculnya pasti hanya sekali dalam sekian juta
tahun. (Ini jenis informasi yang paling banyak kita jumpai)
2. Planet X memang ada, tapi tak akan muncul di era (jaman) kita.
3. (Tersebar di kalangan ilmuwan & observatorium) Planet X memang ada, dan
akan menghampiri bumi. Tenang saja, jangan panik, karena itu hanya kejadian
biasa. Tidak akan ada bencana.
Fakta Planet X
Massa Planet X begitu besar, dengan kutub magnetis yang memiliki kadar
plasma tinggi dan pancaran energi yang begitu dahsyat, PASTI mengakibatkan
kerusakan hebat pada planet yang dilewatinya.
Biasanya beberapa tahun sebelum kedatangan planet X,gelombang
elektromagnetik Planet X mengakibatkan perubahan-perubahan besar pada planet
yang akan dilewatinya. Ini bisa dilihat pada perubahan iklim dahsyat yang
melanda Planet Bumi.
Aktivitas gempa dan vulkanis mengalami perubahan 3 hingga 4 dekade sebelum
kedatangan Planet X. Sejak tahun 1996, perubahan cuaca di Bumi mencatat
rekor tertinggi. Berbagai bencana alam, mulai dari gempa, aktivitas vulkanik
dan perubahan elektromagnetis begitu tajam peningkatannya, namun datanya
selalu "diperhalus" untuk masyarakat luas.
Pemanasan Global?
Masuk akal, kalau perubahan cuaca dibilang sebagai akibat dari pemanasan
global. Tapi, apakah perubahan pada siklus matahari juga akibat pemanasan
global? Sama sekali tak ada kaitannya!
99% tata surya kita terbuat dari konsentrasi plasma hingga ke level atomic.
Planet adalah plasma yang memiliki kepadatan tertentu. Kembalinya Planet X
ke system solar kita mengakibatkan perubahan konsentrasi elektrikal pada
energi plasma di SEMUA planet yang ada, di tata surya kita.
Menurut pandangan ilmuwan Rusia, perubahan aktivitas vulkanik dan gempa
meningkat sebanyak 400 sampai 500 persen sejak tahun 1975.
Perubahan ini tidak hanya terjadi di bumi saja, tapi juga pada semua planet.
Setiap planet di tata surya kita mengalami peningkatan aktivitas dan
perubahan cuaca. Banyak fakta yang tidak diterbitkan oleh media. Dr.Dmitriev
menyatakan bahwa planet-planet lain juga mengalami perubahan. Contohnya :
atmosfir di Mars kini semakin tebal, begitu juga di Bulan. Kini ada lapisan
Natrium setebal 6000 kilometer yang sebelumnya tak pernah ada.
Lapisan atas atmosfir bumi juga mengalami perubahan kadar HO. Hal yang
samasekali tak ada hubungannya dengan pemanasan global, dampak CFC ataupun
akibat polusi. Bukan itu saja, medan magnetik planet-planet juga mengalami
perubahan. Beberapa planet bertambah terang. Venus contohnya, terlihat
semakin terang bercahaya. Jupiter bahkan memiliki radiasi energi yang
berbentuk seperti tabung yang terhubung dengan bulannya.
Uranus dan Neptunus baru saja mengalami perubahan kutub. Saat pesawat
Voyager 2 melintasi Uranus dan Neptunus, perubahan kutub terjadi di bagian
Utara dan Selatan Planet.
Rangkaian perubahan yang terjadi di tata surya kita, dapat dibagi dalam 3
kategori :
1. perubahan medan energi
2. perubahan pijar
3. perubahan atmosfir
Pada periode tahun 1963 hingga 1993, jumlah peristiwa bencana alam meningkat
410 persen. Dan bencana-bencana terdahsyat terjadi 9 tahun belakangan.
Dr.Dmitriev menemukan bahwa medan magnetic matahari meningkat 230 persen
sejak tahun 1901.
Jadi, yang mengalami perubahan bukan hanya planet Bumi. Hanya sedikit
kalangan yang menyadari fakta ini. Di Akademi Sains Nasional Siberia, Rusia,
khususnya di Novosibirsk, berlangsung penelitian terhadap matahari. Dan
Dr.Dmitriev dengan takjub mengemukakan bahwa, matahari bertambah terang 1000
persen dibanding sebelumnya, dan masih terus bertambah terang.
Melihat Planet X
Hanya teleskop terbesar (yang dijaga ketat) bisa digunakan untuk melihat
Planet X. Sejumlah observatorium kecil di dunia mencatat keberhasilan
melihat Planet X di awal tahun 2001.
Dr.Harrington, rekan sejawat dari Ilmuwan dan arkeolog Zecharia Sitchin,
yang pertama meyakini keberadaan NIBIRU atau Planet X berdasarkan catatan
kuno orang Sumeria, meninggal mendadak akibat kecelakaan. Diduga ini
disebabkan keberanian Harrington mengekspos penemuan planet ke 10 yang
dikenal dengan nama Planet X ini, guna melengkapi teori Sitchin.
Sejak peristiwa ini, para ilmuwan memilih tutup mulut dan tak mau bicara
banyak soal Planet X dan aktivitasnya. Saat Zecharia Sitchin menerbitkan
buku yang didasari tulisan terjemahan bangsa Sumeria Kuno, Sitchin
menyatakan ada 12 planet di tata surya kita. Saat buku diterbitkan (tahun
1970an), Teori Sitchin ditertawakan. Tapi, saat satu persatu temuan ilmuwan
membuktikan bahwa Teori Sitchin benar, statement Sitchin mulai diawasi
ketat.
Dalam bukunya, "The 12th Planet", Sitchin menulis tentang legenda "Komet
Kiamat" atau "Nemesis" yang muncul secara periodic dan menciptakan
kehancuran.
Zaman Es
Ingatkah pelajaran di Sekolah Menengah tentang Zaman es? Kisah ini merupakan
petunjuk bahwa Planet Bumi senantiasa mengalami perubahan periodic. Dan yang
dimaksud bukan hanya perubahan kutub saja. Ingat fosil gajah mammoth beku
yang ditemukan di Kutub? Saat diteliti, dalam lambungnya masih ada tanaman
tropis yang baru saja dimakan. Ini membuktikan, mammoth tersebut membeku
dalam sekejap! Istilah zaman es bukan berarti perubahan yang bertahap, tapi
instant.
Ingat film "The Day After Tommorow"? Kira-kira secepat itulah pergerakan
esnya! Dan ini terjadi setiap kali Planet X mendekat.
Aku akan perdalam sedikit soal Zaman Es sebelum kita lanjut ke Planet X,
karena…inilah yang akan terjadi nanti.
Zaman Es Akan Terulang Lagi
Teman-teman, baca tulisanku ini dengan seksama. Ambil segelas minuman, dan
baca dengan teliti…Ini SERIUS. Ini bukan bacaan sambil lewat. Kita sedang
menjelang zaman es, bukan pemanasan global. Sebab :
1. Kita bukanlah penyebab terjadinya Pemanasan Global. Dalam kadar maksimal,
hanya 3 % gas karbondioksida (CO2) yang dihasilkan umat manusia. Jumlah CO2
dalam udara saat ini menyerap hampir semua radiasi yang ada. Jadi, tak ada
hubungan antara kaitan jumlah kadar CO2 dan radiasi.
2. 17.000 orang imuwan menandatangani petisi yang menyatakan bahwa CO2 yang
dihasilkan manusia bukanlah penyebab pemanasan global. Peningkatan kadar CO2
sebanyak 30 % persen di atmosfir kita dalam 100 tahun terakhir adalah akibat
kenaikan suhu laut. Dan naiknya temperature laut disebabkan meningkatnya
gempa dan aktivitas vulkanik.
3. Selama ini kita belajar di sekolah bahwa Zaman Es hanya terjadi sekali
dalam sejarah. Tapi, nyatanya, Zaman es terjadi beberapa ratus kali.
4. Matahari bersifat elektromagnetis. Inilah yang mengakibatkan timbulnya
bintik matahari, yang terus bertambah. Bumi juga bersifat elektromagnetik.
Pada waktu-waktu tertentu, kutub magnetic akan berubah. Dan perubahan ini
diakibatkan perubahan pada tata surya kita.
5. Di masa lalu, saat perubahan kutub terjadi, dibarengi juga dengan
aktivitas vulkanik, gempa, zaman es dan kepunahan. Terjadi secara serentak.
Perubahan ini terjadi dalam waktu yang sangat singkat. Bayangkan, dalam satu
malam, suhu bisa turun 20 derajat!
6. Zaman es berulang secara periodik setiap 11.500 tahun.
7. Satu inci hujan menghasilkan 10 inci salju. Di tahun 2007 ini, Colorado
tertutup salju setinggi 30 kaki dalam satu kali badai saja. Baca kisahnya di
http://www.iceagenow.com/Record_Lows_2007.htm
8. Saat ini, Kutub Artik memiliki suhu yang cukup dingin untuk mengakibatkan
Zaman Es. Yang dibutuhkan Cuma tambahan kelembaban sedikit saja, untuk
menghasilkan lebih banyak salju. Saat ini dengan meningkatnya temperatur air
laut akibat pergerakan vulkanik, kelembaban semakin meningkat di Kutub
Artik.
9. Untuk melihat daftar Glasir (glacier) yang mulai terbentuk saat ini,
lihat situs http://www.iceagenow.com Data ini tidak dimuat oleh media massa. Besar
kemungkinan, kita semua akan mengalami Zaman es.
10. Film "An Inconvenient Truth"-nya Al Gore menyesatkan banyak orang.
Informasi yang benar dalam film tersebut hanya soal semakin meningkatkan
temperature air laut akan memicu kemunculan Zaman Es dalam waktu sekejap.
Kenapa Ini Sangat Penting?
Meski kita nggak tinggal di kawasan yang akan tertutup lapisan es setinggi
ratusan atau ribuan kaki, kita tetap harus menyiapkan diri.
Dalam bukunya "Not by Fire, but by Ice" karya arsitek bernama Robert Felix,
disebutkan tentang perubahan kutub dan berbagai bencana alam yang akan
menyertainya. Persediaan makanan di seluruh dunia akan habis selama beberapa
tahun. Pertanian tak mungkin dilakukan, karena kekacauan iklim.
Untuk info lengkap soal ini, linknya :
http://www.iceagenow.com
Planet X ada di sistem kita. Tapi keberadaannya diragukan. Saat ketemu,
langsung ditutup2i. Soal matahari gelap (dark sun) yang merupakan kembaran
matahari kita, nanti akan kusinggung sedikit. Keberadaan dark sun memang
nggak banyak dibahas oleh para astronom. Karena, kalau orang mulai fokus ke
dark sun, dengan sendirinya akan nemu Planet X. Karena Planet X mengorbit
diantara matahari dan matahari gelap.
Planet X ini..pergerakannya memang kaya asteroid....
Tapi ADA KEHIDUPAN di sana!
Matahari hitam adalah bintang. Tapi nggak berpijar.
Analoginya :
Kita melihat rumah & kebun di malam hari. Hanya bagian2 yang diterangi lampu
taman kan, yang kelihatan? Kalau berdiri depan pagar rumah, apa tikus yang
berada di pojok taman, tak diterangi lampu juga keliatan? Pasti nggak. Yang
kelihatan cuma yang diterangi lampu taman. Seperti inilah kondisi tata surya
kita, jika diamati dari bumi. Makanya sekarang NASA juga memiliki teleskop
Infra Merah.
PLANET X (Nibiru) - Akhir Dari Bumi?
Kalangan "orang dalam" di NASA, DoD (badan inteligensi militer), SETI maupun
CIA sudah memprediksikan, kalau 2/3 dari penduduk planet bumi akan punah,
ketika terjadi pergantian kutub, yang disebabkan kedatangan Planet X. Sisa
populasi yang bertahan hidup, terancam bahaya kelaparan dan radiasi elemen,
dalam jangka waktu 6 bulan setelah kejadian ini.
Semua operasi rahasia menyadari kenyataan ini, dan sudah menyiapkan diri
mereka. Konon, Vatikan juga mengetahui hal tersebut. Namun sayangnya,
masyarakat luas dibiarkan begitu saja tanpa informasi, dibiarkan terlena
dengan kehidupan sehari-hari, tanpa punya kesempatan untuk menyiapkan diri
menghadapi bencana ini.
Ada apa sebenarnya?
Bocornya segelintir informasi dari kalangan "orang dalam" dan para pengamat,
membuat publik mulai tertarik akan hal ini. Kenapa bencana ini begitu
dirahasiakan dari masyarakat luas? Jika sampai membuat kegemparan global,
maka akan mempengaruhi pasar uang serta mengakibatkan lumpuhnya perekonomian
dunia.
Seharusnya masyarakat luas diberikan kesempatan untuk mempersiapkan diri.
Mudah-mudahan, setelah membaca ini, kita bisa semakin waspada ya!
Oke..saat ini, kalau kita jeli mengamati perkembangan bencana alam, jumlah
kejadian bencana alam semakin banyak. Ini diakibatkan koneksi plasmatic
elektromagnetis antar planet. Sudah pernah dengar dong, kalau matahari KONON
memiliki kembaran yang gelap (versi gelapnya matahari). Nah, disitulah
lokasi mengorbitnya Planet X. Tepat diantara matahari dan kembarannya.
Catatan : kembaran matahari tidak terlihat dengan mata kita.
Tapi, para ilmuwan sudah menemukannya. Dalam "Illustrated Science &
Invention Encyclopedia" volume ke 18, terbitan tahun 1987-1989, sudah
dicantumkan soal keberadaan kembaran matahari ini.
Sekelompok ilmuwan Rusia mengadakan rangkaian pertemuan di tahun 2000, untuk
mendiskusikan planet X. Hal ini menjadi sumber berita Reuter dengan headline
"Kejadian di tahun 2003" (diterbitkan Kantor Berita Reuter, edisi 13
September 2000)
Inti pertemuan tersebut adalah mengenai musibah kedatangan Planet X, yang
keberadaannya sudah di monitor dari observatori Rusia. Para ilmuwan
bertanya-tanya, jika ini terjadi, akankah Rusia masih tetap ada?
Ilmuwan Andrei Shukshin menyatakan, dalam pertemuan ini juga dibahas tentang
pengurangan jumlah penduduk global secara besar-besaran, akibat peristiwa
ini.
Yang pasti, Planet X memang ada dan mengorbit. Tapi, akankah bertabrakan
dengan bumi? Ini yang masih dipelajari.
Di Observatori St.Petersburg Rusia, pengamatan seputar Planet X berlangsung
intensif. Ilmuwan disana menamai planet ini dengan sebutan "Raja Sun" atau
"Bintang Yang Besar".
Tak banyak ilmuwan yang bersedia membagi informasi soal planet ini, karena
kekhawatiran akan menimbulkan kepanikan global. Dan banyak pegawai NASA yang
diam-diam membuat "home dome" yaitu rumah khusus, dengan konstruksi khusus,
yang bersifat tahan topan badai, tahan gempa dan angin tornado. "Home dome"
harus dibangun di area perbukitan, jauh dari pantai.
Bagi yang tertarik, bisa melihat model "home dome" dan cara pembuatannya di
sini :
http://www.networkearth.org/naturalbuilding/honey.html
http://www.calearth.org/photogal.htm
http://www.deatech.com/natural/dealy/freebldg/
http://www.terra-dome.com/index.html
http://paisite.com/sunlife/index.htm
http://www.domesnorthwest.com
http://www.aidomes.com/
http://www.monolithicdome.com/
http://nepanewsletter.com/groupshelter
http://www.domedr.com
Mereka yang punya akses informasi, sudah menyiapkan diri. Dan mayoritas yang
sama sekali nggak paham soal ini, go with the flow saja.
Planet X juga dikenal dengan nama Nibiru, atau disebut "Wormwood", merupakan
benda angkasa luar yang paling sering disebut sejak jaman kuno.
Setelah mengorbit selama 3600 tahun, planet ke 10 ini akan datang lagi.
Dampak kedatangan Planet X terhadap bumi, sudah dicatat nenek moyang kita
ribuan tahun lalu. Ilmu Geologi dan Arkeologi juga mencantumkannya.
Simpang Siur Planet X
Untuk mencegah kepanikan soal Planet X, banyak observatorium yang kini
"tiba-tiba" tertutup untuk umum. Petugas observatorium bahkan tak mau
mengarahkan teleskop ke konstalasi bintang Orion. Banyak alasan dibuat,
supaya orang tak mempercayai kenyataan ini. Kenyataan tentang Planet X.
Adler Planetarium & Astronomy Museum in Chicago maupun Hayden Planetarium di
Rose Center for Earth and Space, New York seringkali tertutup untuk umum,
dengan berbagai alasan. Juga di banyak negara.
Planet X memang sengaja dibuat seperti mitos konyol, omong kosong yang
membingungkan. Kenapa? Supaya tak terjadi kepanikan massal. Banyak situs di
internet yang mengabarkan informasi palsu seputar Planet X.
Berikut, beberapa informasi yang KELIRU soal Planet X :
1. Planet X bisa jadi tak pernah ada, karena tak ada bukti kuat tentang
keberadaannya. Kalaupun ada, munculnya pasti hanya sekali dalam sekian juta
tahun. (Ini jenis informasi yang paling banyak kita jumpai)
2. Planet X memang ada, tapi tak akan muncul di era (jaman) kita.
3. (Tersebar di kalangan ilmuwan & observatorium) Planet X memang ada, dan
akan menghampiri bumi. Tenang saja, jangan panik, karena itu hanya kejadian
biasa. Tidak akan ada bencana.
Fakta Planet X
Massa Planet X begitu besar, dengan kutub magnetis yang memiliki kadar
plasma tinggi dan pancaran energi yang begitu dahsyat, PASTI mengakibatkan
kerusakan hebat pada planet yang dilewatinya.
Biasanya beberapa tahun sebelum kedatangan planet X,gelombang
elektromagnetik Planet X mengakibatkan perubahan-perubahan besar pada planet
yang akan dilewatinya. Ini bisa dilihat pada perubahan iklim dahsyat yang
melanda Planet Bumi.
Aktivitas gempa dan vulkanis mengalami perubahan 3 hingga 4 dekade sebelum
kedatangan Planet X. Sejak tahun 1996, perubahan cuaca di Bumi mencatat
rekor tertinggi. Berbagai bencana alam, mulai dari gempa, aktivitas vulkanik
dan perubahan elektromagnetis begitu tajam peningkatannya, namun datanya
selalu "diperhalus" untuk masyarakat luas.
Pemanasan Global?
Masuk akal, kalau perubahan cuaca dibilang sebagai akibat dari pemanasan
global. Tapi, apakah perubahan pada siklus matahari juga akibat pemanasan
global? Sama sekali tak ada kaitannya!
99% tata surya kita terbuat dari konsentrasi plasma hingga ke level atomic.
Planet adalah plasma yang memiliki kepadatan tertentu. Kembalinya Planet X
ke system solar kita mengakibatkan perubahan konsentrasi elektrikal pada
energi plasma di SEMUA planet yang ada, di tata surya kita.
Menurut pandangan ilmuwan Rusia, perubahan aktivitas vulkanik dan gempa
meningkat sebanyak 400 sampai 500 persen sejak tahun 1975.
Perubahan ini tidak hanya terjadi di bumi saja, tapi juga pada semua planet.
Setiap planet di tata surya kita mengalami peningkatan aktivitas dan
perubahan cuaca. Banyak fakta yang tidak diterbitkan oleh media. Dr.Dmitriev
menyatakan bahwa planet-planet lain juga mengalami perubahan. Contohnya :
atmosfir di Mars kini semakin tebal, begitu juga di Bulan. Kini ada lapisan
Natrium setebal 6000 kilometer yang sebelumnya tak pernah ada.
Lapisan atas atmosfir bumi juga mengalami perubahan kadar HO. Hal yang
samasekali tak ada hubungannya dengan pemanasan global, dampak CFC ataupun
akibat polusi. Bukan itu saja, medan magnetik planet-planet juga mengalami
perubahan. Beberapa planet bertambah terang. Venus contohnya, terlihat
semakin terang bercahaya. Jupiter bahkan memiliki radiasi energi yang
berbentuk seperti tabung yang terhubung dengan bulannya.
Uranus dan Neptunus baru saja mengalami perubahan kutub. Saat pesawat
Voyager 2 melintasi Uranus dan Neptunus, perubahan kutub terjadi di bagian
Utara dan Selatan Planet.
Rangkaian perubahan yang terjadi di tata surya kita, dapat dibagi dalam 3
kategori :
1. perubahan medan energi
2. perubahan pijar
3. perubahan atmosfir
Pada periode tahun 1963 hingga 1993, jumlah peristiwa bencana alam meningkat
410 persen. Dan bencana-bencana terdahsyat terjadi 9 tahun belakangan.
Dr.Dmitriev menemukan bahwa medan magnetic matahari meningkat 230 persen
sejak tahun 1901.
Jadi, yang mengalami perubahan bukan hanya planet Bumi. Hanya sedikit
kalangan yang menyadari fakta ini. Di Akademi Sains Nasional Siberia, Rusia,
khususnya di Novosibirsk, berlangsung penelitian terhadap matahari. Dan
Dr.Dmitriev dengan takjub mengemukakan bahwa, matahari bertambah terang 1000
persen dibanding sebelumnya, dan masih terus bertambah terang.
Melihat Planet X
Hanya teleskop terbesar (yang dijaga ketat) bisa digunakan untuk melihat
Planet X. Sejumlah observatorium kecil di dunia mencatat keberhasilan
melihat Planet X di awal tahun 2001.
Dr.Harrington, rekan sejawat dari Ilmuwan dan arkeolog Zecharia Sitchin,
yang pertama meyakini keberadaan NIBIRU atau Planet X berdasarkan catatan
kuno orang Sumeria, meninggal mendadak akibat kecelakaan. Diduga ini
disebabkan keberanian Harrington mengekspos penemuan planet ke 10 yang
dikenal dengan nama Planet X ini, guna melengkapi teori Sitchin.
Sejak peristiwa ini, para ilmuwan memilih tutup mulut dan tak mau bicara
banyak soal Planet X dan aktivitasnya. Saat Zecharia Sitchin menerbitkan
buku yang didasari tulisan terjemahan bangsa Sumeria Kuno, Sitchin
menyatakan ada 12 planet di tata surya kita. Saat buku diterbitkan (tahun
1970an), Teori Sitchin ditertawakan. Tapi, saat satu persatu temuan ilmuwan
membuktikan bahwa Teori Sitchin benar, statement Sitchin mulai diawasi
ketat.
Dalam bukunya, "The 12th Planet", Sitchin menulis tentang legenda "Komet
Kiamat" atau "Nemesis" yang muncul secara periodic dan menciptakan
kehancuran.
Zaman Es
Ingatkah pelajaran di Sekolah Menengah tentang Zaman es? Kisah ini merupakan
petunjuk bahwa Planet Bumi senantiasa mengalami perubahan periodic. Dan yang
dimaksud bukan hanya perubahan kutub saja. Ingat fosil gajah mammoth beku
yang ditemukan di Kutub? Saat diteliti, dalam lambungnya masih ada tanaman
tropis yang baru saja dimakan. Ini membuktikan, mammoth tersebut membeku
dalam sekejap! Istilah zaman es bukan berarti perubahan yang bertahap, tapi
instant.
Ingat film "The Day After Tommorow"? Kira-kira secepat itulah pergerakan
esnya! Dan ini terjadi setiap kali Planet X mendekat.
Aku akan perdalam sedikit soal Zaman Es sebelum kita lanjut ke Planet X,
karena…inilah yang akan terjadi nanti.
Zaman Es Akan Terulang Lagi
Teman-teman, baca tulisanku ini dengan seksama. Ambil segelas minuman, dan
baca dengan teliti…Ini SERIUS. Ini bukan bacaan sambil lewat. Kita sedang
menjelang zaman es, bukan pemanasan global. Sebab :
1. Kita bukanlah penyebab terjadinya Pemanasan Global. Dalam kadar maksimal,
hanya 3 % gas karbondioksida (CO2) yang dihasilkan umat manusia. Jumlah CO2
dalam udara saat ini menyerap hampir semua radiasi yang ada. Jadi, tak ada
hubungan antara kaitan jumlah kadar CO2 dan radiasi.
2. 17.000 orang imuwan menandatangani petisi yang menyatakan bahwa CO2 yang
dihasilkan manusia bukanlah penyebab pemanasan global. Peningkatan kadar CO2
sebanyak 30 % persen di atmosfir kita dalam 100 tahun terakhir adalah akibat
kenaikan suhu laut. Dan naiknya temperature laut disebabkan meningkatnya
gempa dan aktivitas vulkanik.
3. Selama ini kita belajar di sekolah bahwa Zaman Es hanya terjadi sekali
dalam sejarah. Tapi, nyatanya, Zaman es terjadi beberapa ratus kali.
4. Matahari bersifat elektromagnetis. Inilah yang mengakibatkan timbulnya
bintik matahari, yang terus bertambah. Bumi juga bersifat elektromagnetik.
Pada waktu-waktu tertentu, kutub magnetic akan berubah. Dan perubahan ini
diakibatkan perubahan pada tata surya kita.
5. Di masa lalu, saat perubahan kutub terjadi, dibarengi juga dengan
aktivitas vulkanik, gempa, zaman es dan kepunahan. Terjadi secara serentak.
Perubahan ini terjadi dalam waktu yang sangat singkat. Bayangkan, dalam satu
malam, suhu bisa turun 20 derajat!
6. Zaman es berulang secara periodik setiap 11.500 tahun.
7. Satu inci hujan menghasilkan 10 inci salju. Di tahun 2007 ini, Colorado
tertutup salju setinggi 30 kaki dalam satu kali badai saja. Baca kisahnya di
http://www.iceagenow.com/Record_Lows_2007.htm
8. Saat ini, Kutub Artik memiliki suhu yang cukup dingin untuk mengakibatkan
Zaman Es. Yang dibutuhkan Cuma tambahan kelembaban sedikit saja, untuk
menghasilkan lebih banyak salju. Saat ini dengan meningkatnya temperatur air
laut akibat pergerakan vulkanik, kelembaban semakin meningkat di Kutub
Artik.
9. Untuk melihat daftar Glasir (glacier) yang mulai terbentuk saat ini,
lihat situs http://www.iceagenow.com Data ini tidak dimuat oleh media massa. Besar
kemungkinan, kita semua akan mengalami Zaman es.
10. Film "An Inconvenient Truth"-nya Al Gore menyesatkan banyak orang.
Informasi yang benar dalam film tersebut hanya soal semakin meningkatkan
temperature air laut akan memicu kemunculan Zaman Es dalam waktu sekejap.
Kenapa Ini Sangat Penting?
Meski kita nggak tinggal di kawasan yang akan tertutup lapisan es setinggi
ratusan atau ribuan kaki, kita tetap harus menyiapkan diri.
Dalam bukunya "Not by Fire, but by Ice" karya arsitek bernama Robert Felix,
disebutkan tentang perubahan kutub dan berbagai bencana alam yang akan
menyertainya. Persediaan makanan di seluruh dunia akan habis selama beberapa
tahun. Pertanian tak mungkin dilakukan, karena kekacauan iklim.
Untuk info lengkap soal ini, linknya :
http://www.iceagenow.com
Planet X ada di sistem kita. Tapi keberadaannya diragukan. Saat ketemu,
langsung ditutup2i. Soal matahari gelap (dark sun) yang merupakan kembaran
matahari kita, nanti akan kusinggung sedikit. Keberadaan dark sun memang
nggak banyak dibahas oleh para astronom. Karena, kalau orang mulai fokus ke
dark sun, dengan sendirinya akan nemu Planet X. Karena Planet X mengorbit
diantara matahari dan matahari gelap.
Planet X ini..pergerakannya memang kaya asteroid....
Tapi ADA KEHIDUPAN di sana!
Matahari hitam adalah bintang. Tapi nggak berpijar.
Analoginya :
Kita melihat rumah & kebun di malam hari. Hanya bagian2 yang diterangi lampu
taman kan, yang kelihatan? Kalau berdiri depan pagar rumah, apa tikus yang
berada di pojok taman, tak diterangi lampu juga keliatan? Pasti nggak. Yang
kelihatan cuma yang diterangi lampu taman. Seperti inilah kondisi tata surya
kita, jika diamati dari bumi. Makanya sekarang NASA juga memiliki teleskop
Infra Merah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar